
Para Sahabat Yang Mencium Mushaf Al-Qur’an
Ada beberapa orang yang diustadzkan mengatakan bahwa mencium mushaf Al-Qur’an adalah bid’ah dan menyatakan “untuk apa Al-Qur’an dicium”. Demikian petikan ucapannya.
Dalam Kitab Hasyiah Ibnu Abidin atau yang populer dengan sebutan Raddul Mukhtar ala al-Durril Mukhtar, Juz 6, h. 384 disebutkan :

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Umar, bahwa beliau mengambil Al-Qur’an setiap pagi dan menciumnya lalu berkata: “Al-Qur’an ini adalah janji Tuhanku dan kitab yang diturunkan Tuhanku”. Sahabat Utsman juga mencium mushaf Al-Qur’an dan mengusapkan ke wajahnya.
Dalam kitab At-Tibyan fi Adab hamalatil Qur’an, h. 191 karya Imam An-Nawawi disebutkan :

Dan kami telah menetapkan beberapa dalil tentang kesunnahan berdiri menghormati Al-Qur’an dan kami himpun dalam satu juz. Dan kami mendapat riwayat dalam kitab Musnad Ad-Darimi dengan sanad yang shaihih dari Ibnu Abi Mulaikah sesungguhnya sahabat Ikrimah bin Abi Jahal meletakkan mushaf Al-Qur’an ke wajahnya dan berkata: “Ini adalah kitab Tuhanku”.
Di dalam kitab Al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an, karya Imam Badruddin al-Zarkasyi, Juz 1, h. 478 disebutkan :

Dan disunnahkan mencium mushaf Al-Qur’an karena sahabat Ikrimah bin Abi Jahal juga menciumnya. Kesunnahan ini juga dianalogikan kepada mencium Hajar Aswad dan dikarenakan Al-Qur’an adalah hadiah untuk para hambanya, maka disyariatkan untuk menciumnya sebagaimana disunnahkan mencium anak kecil.
Dengan demikian, maka mencium Mushaf Al-Qur’an hukumnya adalah Sunnah karena termasuk menghormati Al-Qur’an dan kesunnahan ini didukung dengan perilaku beberapa sahabat Nabi yang mencium Mushaf Al-Qur’an.