
Ketika memasuki bulan Rabi’ul awal, umat Islam di seluruh dunia punya semangat memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. sebagai ikhtiar untuk menunjukkan dan membuktikan mahabbah (kecintaan) kepada Rasulullah Saw. Namun, ada beberapa segelintir kelompok yang mengklaim bahwa Maulid Nabi Saw. adalah bid’ah yang tercela karena tidak pernah dicontohkan baik oleh Nabi maupun para Sahabatnya. Sedangkan mayoritas Umat Islam sepakat bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. adalah boleh bahkan dianjurkan selama kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Islam.
Dalil-Dalil Anjuran Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa peringatan Maulid Nabi Muhamad Saw. telah disepakati oleh mayoritas Ulama sebagai perbuatan yang baik bahkan dianjurkan. Anjuran ini bukan berdasarkan klaim semata tetapi setelah mengidentifikasi, menganalisis, dan mengkaji beberapa dalil baik dari Al-Qur’an maupun Assunnah. Diantara dalil-dalil yang menganjurkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. adalah sebagai berikut:
Pertama: Firman Allah Swt. Q.S. Ibrahim: 5 yang berbunyi:
وَذَكِّرْهُم بِأَيَّامِ اللَّهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (إبراهيم: 5)
dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyebar dan banyak bersyukur.
Mengomentari ayat ini, Imam Fakhr al-Din al-Razi (w. 606 H.) mengatakan dalam masterpiece beliau, Tafsir Mafatih al-Ghaib, juz 19, h. 65 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hari-hari Allah adalah hari yang didalamnya terdapat peristiwa agung atau peristiwa yang menunjukkan keagungan Allah Swt. seperti diselamatkannya Nabi Musa a.s. dari ambisi Fir’aun yang ingin membunuhnya.
أنَّهُ يُعَبَّرُ بِالأيّامِ عَنِ الوَقائِعِ العَظِيمَةِ الَّتِي وقَعَتْ فِيها
Dan diantara peristiwa agung yang terjadi di muka bumi adalah lahirnya Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi pembawa Rahmat untuk semesta alam. Menyikapi peristiwa bersejarah ini, maka ada anjuran untuk memperingatinya sebagai tanda syukur kepada Allah Swt. serta untuk menguatkan kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw.
Kedua: Firman Allah Swt. Q.S. Yunus: 85 yang termaktub sebagai berikut:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ [يونس: 58]
Katakanlah, dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan Rahmat Allah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Ayat ini dengan tegas menitahkan untuk mengapresiasi dan menyambut gembira atas Rahmat Allah Swt. Dan yang dimaksud dengan Rahmat diantaranya adalah baginda Nabi Saw. sebagaimana tertuang dalam Tafsir al-Alusi (w. 1270 H.)
وأخْرَجَ أبُو الشَّيْخِ عَنِ ابْنِ عَبّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعالى عَنْهُما أنَّ الفَضْلَ العِلْمُ والرَّحْمَةَ مُحَمَّدٌ صَلّى اللَّهُ تَعالى عَلَيْهِ وسَلَّمَ وأخْرَجَ الخَطِيبُ وابْنُ عَساكِرَ عَنْهُ تَفْسِيرَ الفَضْلِ بِالنَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلاةُ والسَّلامُ والرَّحْمَةِ بِعَلِيٍّ كَرَّمَ اللَّهُ تَعالى وجْهَهُ والمَشْهُورُ وصْفُ النَّبِيِّ صَلّى اللَّهُ تَعالى عَلَيْهِ وسَلَّمَ بِالرَّحْمَةِ كَما يُرْشِدُ إلَيْهِ قَوْلُهُ تَعالى: ﴿وما أرْسَلْناكَ إلا رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ﴾ دُونَ الأمِيرِ كَرَّمَ اللَّهُ تَعالى وجْهَهُ وإنْ كانَ رَحْمَةً جَلِيلَةً رَضِيَ اللَّهُ تَعالى عَنْهُ وأرْضاهُ .
Imam Abu al-Syaikh meriwayatkan hadits dari Sahabat Ibn Abbas radhiya Allah ‘anhuma bahwa sesungguhnya yang dimaksud “fadhal” adalah ilmu dan “Rahmat” adalah Muhammad Saw. Imam al-Khatib dan Ibn Asakir meriwayatkan pula bahwa yang dimaksud “fadhal” adalah Nabi Muhammad dan “Rahmat” adalah Sabahat Ali. Namun pendapat yang masyhur adalah menyifati Nabi Muhammad Saw. dengan Rahmat. Hal ini sebagaimana petunjuk Firman Allah Swt. Q.S. Al-Anbiya’: 107 yang artinya “Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) Rahmat bagi semesta alam”.
Dengan demikian, maka dua ayat ini menjadi dalil atas anjuran memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. dengan dasar (1) kelahiran Baginda Nabi Muhammad Saw. merupakan peristiwa agung dan bersejarah yang patut untuk diperingati sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt. sebagaimana anjuran dalam Q.S. Ibrahim: 5 (2) Baginda Nabi Muhammad Saw. adalah Rahmat bagi semesta alam. Memperingati kelahiran Baginda Nabi berarti mengapresiasi, berbahagia, dan bersyukur atas anugerah dan Rahmat Allah swt. sebagaimana dalam Q.S. Yunus: 58.
Jadi, secara prinsip peringatan Maulid Nabi memiliki dalil dari Al-Qur’an. Oleh karenanya para Ulama menyatakan bahwa kegiatan peringatan ini merupakan kegiatan yang sangat baik dan barang tentu baiknya kegiatan Maulid Nabi ini tetap harus dilakukan dengan cara-cara yang bermuatan kebaikan dan tidak keluar dari ketentuan Islam, seperti membaca Al-Qur’an, Shalawat, melantunkan pujian kepada Nabi Saw. pemberian sedekah, infak atau kebaikan lainnya.
Semoga manfaat !